Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung
Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung - Selamat datang di blog Atjeh Webs, Info kali ini adalah tentang Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
belitung !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
Dasril Iteza - Jika kita menyaksikan adat pernikahan Melayu yang terjadi di Pulau Belitung, maka kita akan menjumpai tradisi unik dan cukup lucu yang bernama Berebut Lawang. Lucunya karena Berebut Lawang selalu dibarengi dengan saling Berbalas Pantun dan pihak yang berbalas pantun tersebut dipisahkan dengan seutas tali tambang dan atau yang sejenisnya.
Berebut Lawang bisa disebut drama singkat yang hanya terhajai pada upacara pernikahan adat budaya Melayu Belitung, karena mempelai pria yang hendak datang kerumah mempelai wanitanya harus ditahan dulu dengan seutas tambang dan terjadilah apa yang dinamakan Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun.
Dalam Berebut Lawang ini dikisahkan bahwa mempelai penganten pria dan rombongannya laksana pangeran yang datang dari negeri seberang ingin bersanding dengan si tuan putri yang notabene adalah penganten mempelai wanita. Namun harus menghadapi dulu wakil tuan rumah mempelai wanita.
Drama pun terjadi, pantun demi pantun dilontarkan, saling balas. setelah memakan waktu relatif cukup lama akhirnya dengan kesepakatan tertentu yang biasanya dengan penyerahan uang maka mempelai pria dan rombongan dipersilahkan masuk melewati lawang pertama yang dibatasi dengan seutas tali tambang (atau jenis tali lainnya seperti tali rafia)!
Setelah lolos dari lawang pertama, bukan berarti mempelai pria bisa langsung bebas duduk bersanding dengan mempelai wanitanya, karena masih ada satu halangan lagi yaitu berbalas pantun dengan Mak Inang (juru rias mempelai wanita).
Sama seperti di lawang pertama, pantun demi pantun dilontarkan dan saling balas berbalas. Setelah beberapa waktu berselang dan juga dengan kesepakatan dengan sang Mak Inang, akhirnya mempelai pria pun diizinkan untuk duduk bersanding dengan mempelai wanita.
- 2014 © Dasril Iteza
- Foto diambil tanggal 20 April lalu
Demikianlah Artikel Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Berebut Lawang dan saling Berbalas Pantun di Pernikahan Adat Melayu Belitung ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.